Kamis, 25 Maret 2010

Supra X 125-ku (Part 3)




Seperti yang sudah saya utarakan sebelumnya (part 2), lalu saya berniat untuk modifikasi kembali. Waktu itu lagi jaman-jamannya pasang audio di motor. Kebanyakan sih motor matic yang mengaplikasikannya. Saya jadi iseng ingin pasang di motor HSX125.
Pertama, saya beli 2 pasang speaker dan 2 pasang twiter (tidak perlu menyebut merk, karena juga beli yang abal-abal).
Kedua, saya kembali ke Komplek Marinir Cilandak untuk membeli sepasang box peluru yang agak sedang (lebih berat lho dari yang besar, karena bahannya dari besi).
Ketiga, memesan dari Bandung, power amplyfier yang ukuran kecil.

Lalu saya kembali ke bengkel tempat modifikasi untuk diaplikasikan semuanya pada motor dan satu hal lagi, mengecat ulang body motor. kalau urusan dana, kira-kira Rp 3.000.000 sudah habis untuk motor.

Spesifikasi update
1. Box Peluru Army ukuran Sedang 2 pasang
2. Speaker 2 pasang
3. Twiter 2 pasang
4. Re-make behel belakang (musti las ini itu)
5. Power Amplyfier (maaf ga keliatan, didalam bagasi soalnya)
6. Mengecat motor (France Flag Style)

Rabu, 24 Maret 2010

Supra X 125-ku (Part 2)


Awal modifikasi, rata-rata saya korbankan body motor asli dari pabrikan. Disamping itu, saya juga membeli part HSX125 dari dealer. Ternyata harganya (alahmaaak!!) mahal. Untuk spatbor depan saja harganya sekitar 200ribuan, karena spatbor depan tidak menyatu seperti motor-motor lainnya. Akhirnya saya merogoh kocek yang tidak sedikit untuk part-part tersebut.

Kalau diperinci, sebagi mana berikut :
1. Spatbor Depan (depan dan belakang)
2. Cover lampu (depan dan belakang)
3. Cover depan (tempat menaruh plat nomor)

disamping itu, saya juga membeli :
1. Sepasang rumah lampu sein Yamaha Jupiter MX
2. Velg Sprint 17"
3. Cakram Belakang Suzuki Satria
4. Box Army (bekas tempat peluru; beli di depan Komplek Marinir, Cilandak)
5. Behel belakang variasi (buat menaruh box)
6. dan Windshield variasi

Supra X 125-ku (Part 1)


Awal cerita, ingin sedikit bercerita tentang awal mula saya memakai Honda Supra X 125 (HSX125).
Sehubungan dengan melonjaknya harga BBM tahun 2005, saya jadi kepikiran tentang transportasi kendaraan roda dua milik saya. Maklum, waktu itu saya masih mengendarai Yamaha RX King tahun 1997. Saya masuk kerja tahun 2004. Waktu itu, pendapatan 1 bulan sekitar Rp 1.500.000.
Setelah melihat iklan HSX125, rasanya saya ingin sekali membelinya. Modelnya bagus, lebih manis dari kakaknya, Honda Kharisma. Akhirnya, Desember 2005 dengan mantap, saya menyicil HSX125 selama 2 tahun.
Akhirnya, saya mendapatkan apa yang saya inginkan. HSX125 merah biru yang begitu manis. Motor dengan hasil jerih payah sendiri dan dipakai hingga saat ini.
Sampai akhirnya beberapa kali saya modifikasi. Nanti akan saya perlihatkan.